You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Siswi Jakarta Intercultural School Teliti Cara Atasi Sampah Makanan
....
photo Tiyo Surya Sakti - Beritajakarta.id

Siswi Jakarta Intercultural School Teliti Cara Atasi Sampah Makanan

Permasalahan sampah makanan yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah menyedot perhatian semua kalangan.

Penanganan masalah ini harus bersifat menyeluruh dan melibatkan partisipasi

Tak terkecuali dari kalangan pelajar sekolah seperti Shaffey Suhendra (18), siswi Jakarta

Intercultural School yang berlokasi di Jalan Terogong Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.

SMAN 41 Programkan Cerhani Jadi Kegiatan Rutin

Pelajar yang duduk di Kelas XII ini melakukan penelitian dalam bentuk karya tulis untuk mengetahui seberapa besar dampak sampah makanan terhadap lingkungan.

Menurut Shaffey, sampah makanan masih menjadi permasalahan karena populasi penduduk yang padat. Berdasarkan data pada 2017, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang sampah makanan terbesar di dunia.

Permasalahan sampah makanan tersebut tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia dan mempengaruhi kondisi lingkungan di desa dan kota.

"Oleh karena itu, penanganan masalah ini harus bersifat menyeluruh dan melibatkan partisipasi semua warga negara,” ujar Shaffey, Minggu (26/11).

Shaffey menjelaskan, dari data The Harvard T.H. Chan School of Public Health, limbah makanan mencakup pembuangan makanan pada berbagai macam tahap dalam produksi, penyimpanan, proses, rantai distribusi serta makanan yang sengaja dibuang selama fase ritel atau konsumsi.

“Desain dan penempatan tempat sampah dapat berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat. Contoh perbandingan antara Jakarta dan New York City menunjukkan pentingnya tempat sampah yang informatif dan mudah diakses,” terangnya.

Ia mengungkapkan, beberapa dampak dari penimbunan sampah yang bisa menjadi bencana seperti di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Jawa Barat pada 2005 silam.

Di daerah tersebut, penimbunan limbah berdampak serius terhadap lingkungan dan masyarakat. Pembakaran sampah yang terjadi di tempat pembuangan sampah dan lahan kosong, memberikan kontribusi signifikan terhadap polusi udara dan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global.

"Limbah sampah makanan yang masuk ke sungai dan lautan juga telah menyebabkan pencemaran air dan merugikan kehidupan aquamarine," sambung Shaffey.

Shaffey berpendapat, pemerintah dapat mencontoh keberhasilan Singapura dan Korea Selatan dalam pengelolaan sampah makanan. Dua negara tersebut menerapkan pengelolaan sampah dengan insinerasi (pengolahan sampah bertemperatur tinggi), pemilahan sampah efisien, denda terhadap pelanggar dan pendekatan inovatif seperti biaya berdasarkan berat sampah.

“Melihat keberhasilan dua negara itu sudah seharusnya pemerintah Indonesia ke depan mengadopsi cara mengatasi masalah ini,” ucapnya.

Ia meyakini, melalui cara ini Indonesia dapat berubah menjadi sebuah negara yang bisa mengurangi sampah makanan global. Hal ini juga memerlukan kesadaran masyarakat dan dukungan pemerintah agar mampu menciptakan perubahan positif bagi masa depan yang lebih baik.

“Tujuan utama penelitian ini meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang limbah makanan dan dampaknya terhadap lingkungan," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pemprov DKI Kembali Raih Penghargaan dari Kemendag

    access_time18-11-2024 remove_red_eye3659 personFolmer
  2. Camat Duren Sawit Sosialisasikan Pilkada di KBT

    access_time16-11-2024 remove_red_eye1059 personNurito
  3. Pj Gubernur Teguh Pastikan Jakarta Aman, Stabil dan Terkendali

    access_time20-11-2024 remove_red_eye904 personFolmer
  4. Derai Hujan Masih Membasahi Jakarta Hari Ini

    access_time17-11-2024 remove_red_eye899 personTiyo Surya Sakti
  5. Hujan Ringan Basahi Jakarta di Akhir Pekan

    access_time16-11-2024 remove_red_eye864 personNurito